HATI INDONESIA®
A Human-Centered Society 5.0
Halo Sahabat HATI INDONESIA®
Terima kasih Telah berkunjung ke Website Kami
KOLABORASI TEKNOLOGI METAVERSE DAN KEHIDUPAN SOSIAL MANUSIA DI ERA SOCIETY 5.0.
Menurut hasil survey World Economic Forum (WEF), dampak pandemi virus corona (Covid19) merupakan faktor kedua penyebab salah satu penurunan penyerapan tenaga kerja selain dampak revolusi industri 4.0 atau digitalisasi. Diprediksi sebanyak 75 juta lapangan kerja akan tergantikan oleh digitalisasi mesin pada tahun 2025. Perubahan yang terjadi akan berpengaruh terhadap munculnya karir dan pekerjaan baru di dunia industri yang semakin berkembang pesat saat ini. Kekhawatiran yang terjadi di era industri 4.0 adalah semakin banyaknya pengangguran mungkin saja terjadi digantikan oleh peran robot dan sistem komputerisasi. Istilah metaverse, digunakan dalam novel fiksi ilmiah "Snow Crash" - Neal Stephenson, penulis Amerika . METAVERSE merupakan akronim "META" (Fiksi) "VERSE" (UNIVERSE atau ALAM SEMESTA), jika disimpulkan bermakna "ALAM SEMESTA FIKSI", sehingga tercipta interaksi teknologi digital menggabungkan realitas virtual dan simulasi. METAVERSE ; Dunia virtual, augmented reality dan internet berkaitan erat dengan kondisi psikologi dan perasaan hati manusia di dunia nyata dapat dirasakan di dunia digital.
Kombinasi dunia maya antara Metaverse dan Virtual Reality (VR) diharapkan dapat menjadi solusi terbaik mengatasi keterbatasan koordinasi dan komunikasi akibat pandemi covid-19 ,dan dapat meningkatkan peran manusia dikehidupan nyata saat ini. Dibutuhkan peran kepemimpinan untuk menghadapi kehidupan dunia maya dan dunia nyata, yaitu "METAVERSE LEADERSHIP". Kondisi ini membutuhkan pengalaman sosial bersama di Metaverse (Cultivating Shared Social Experiences In The Metaverse) sehingga mampu mengakomodir kebutuhan interaksi manusia tanpa batas, serta dapat
menciptakan kondisi lingkungan positif, serta memiliki ruang tanpa batas dan melakukan aktivitas dari mana saja. Hal ini dapat menimbulkan simulasi dan eksitasi kondisi yang berbeda. Di sisi lain, dampak negatif akan terjadi bilamana pengguna tidak bijaksana dalam mengendalikan sikap dan perilaku, sehingga terjadi penurunan prestasi kerja, termasuk kecanduan digital, kepuasan harga diri hingga melupakan tugas-tugas praktis di kehidupan nyata, stimulasi sensorik berlebihan hingga terjebak dalam dunia maya.
TRANSFORMASI METAVERSE DIGITAL MENGUBAH BUDAYA ORGANISASI ?
Transformasi Metaverse Digital membawa perubahan strategis dan terjadinya disrupsi dilingkungan organisasi serta mengubah budaya organisasi tersebut. Dibutuhkan gaya kepemimpinan adaptif dan kolaboratif yang mampu mengakomodir dan berinteraksi diseluruh stakeholder terkait dengan organisasi di era revolusi Industri 4.0. Transformasi Metaverse Digital mampu mengubah budaya organisasi. Hal ini terjadi karena terjadi hubungan erat sebagai penggerak fundamental operasional adalah sumber daya manusia itu sendiri. Budaya organisasi mencakup unsur-unsur tidak berwujud, yaitu : visi, misi, nilai, sistem kepercayaan (Belief System), bahasa, lokasi, asumsi, kebiasaan, simbol, ekosistem, lingkungan.
3 Model kepemimpinan Digital berperan penting membawa transformasi kepemimpinan digital menuju society 5.0, yaitu :
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DIGITAL
KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DIGITAL
KEPEMIMPINAN OTENTIK DIGITAL
Kegagalan para pemimpin dan tim saat melakukan transformasi metaverse digital disebabkan kurang memahami cara memadukan antara Budaya Organisasi dengan peta penerapan proses digitalisasi.
Dibutuhkan gaya kepemimpinan (Leadership Style) memiliki kemampuan membingkai strategi dan peta penerapan proses digitalisasi, sehingga proses transformasi dan perubahan budaya organisasi mencapai target kinerja dan produktif.
Dunia berubah dengan cepat, dan sejak tahun 2015 HATI INDONESIA® mengubah strategi pelatihan dengan cara memadukan "SOFT COMPETENCY" (PSYCHOLOGY) dengan "TECHNICAL COMPETENCY" (MANAGEMENT) mengikuti peluang dan tantangan terbaru saat ini. Beberapa pelatihan LEADERSHIP - SALES - MOTIVASI Kami diintegrasikan ke dalam "SIMULASI DIGITAL TIM" dengan tujuan mengakomodir kebutuhan menghadapi tantangan dan solusi yang dihadapi peserta di kehidupan profesional dan personal ketika mereka berinteraksi sosial
Ferdhy Febryan
Founder HATI INDONESIA®
KOMPOSISI MATERI
Komposisi materi pelatihan disesuaikan dengan kondisi dan tantangan peserta, sehingga peserta dapat mengimplementasi pelatihan yang telah dijalani.
HERE'S WHAT OUR CUSTOMERS SAY
"Awalnya Saya menganggap training ini sama dengan training yang sering Kami ikuti selama ini."
Training ini menyadarkan diri, bahwa kehidupan bekerja atau pribadi tidak bisa hanya sekedar menjalani. Ada penekanan prioritas dalam kehidupan bekerja atau kehidupan pribadi, sehingga Saya harus lebih aktif dalam tim untuk mengambil sikap menentukan prioritas kebersamaan dan kepentingan pribadi
- M. Nuh (Kabag Perencanaan Perusahaan Grup Jepang) -
”Dalam pelatihan ini Saya sangat merasakan manfaat dan perubahan seketika karena Keikutsertaan dilapangan, merasakan tantangan yang nyata.
Saya menyadari perlu belajar kembali & beradaptasi, berorientasi sesama teman & masyarakat.
Manfaat lain yang Saya rasakan adalah memperoleh pengetahuan & kebersamaan rekan kerja, tercipta kerjasama kelompok & fasilitator memberikan makalah sangat aplikatif serta memuaskan. Hati Indonesia, terus menerapkan konsep ini kepada yang lainnya, saya bersyukur mengikuti pelatihan ini & kesempatan ini dapat dilanjutkan lagi.”
- Frans Rosher (Kasie Perencanaan Perusahaan Grup Jepang) -
”Pelatihan ini sangat dibutuhkan serta relevan dengan situasi dan kondisi di tempat pekerjaan dan keseharian yang kita alami setiap hari, dan bisa diimplementasikan sehingga berdampak citra positif bagi perusahaan dan diri Kita sendiri.
Ditengah perubahan dan persaingan cukup ketat saat ini.”
- Bapak Azan – Network Manager Perusahaan Multinasional -
QUALITY NOT QUANTITY
We have made quality our habit. It’s not something that we just strive for
we live by this principle every day.
MATERI KAMI SINERJIKAN SOCIETY 5.0 DENGAN METAVERSE DI ERA DIGITAL INDUSTRI 4.0.
Revolusi industri 4.0 dikhawatirkan memiliki potensi mendegradasi peran manusia. Kondisi society 5.0 mampu memberikan solusi spesifik melalui pemanfaatan teknologi baru seperti Artificial Intelligence (AI), penggunaan Big Data, penggunaan Robot, dan penggunaan drone serta melalui reformasi kebijakan dan peraturan.Society 5.0 merupakan kemampuan sikap dan perilaku masyarakat untuk menggabungkan dunia nyata dengan ruang maya sehingga semakin terkoneksi "TANPA BATAS" antara sistem yang satu dengan sistem yang lain. Diharapkan Society 5.0 mampu memberikan atau memperoleh solusi yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan setiap individu dengan cepat.
Materi pembelajaran di HATI INDONESIA diperbaharui setiap satu kali dalam setahun disesuaikan dengan kondisi dan tantangan saat ini untuk meningkatkan “RESKILLING & UPSKILLING” Sumber Daya Manusia di era society 5.0 menjadi lebih “HYBRID”, sehingga memiliki kemampuan berhadapan dengan kompleksitas dengan wawasan pemahaman yang luas untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi. Dibutuhkan penciptaan budaya digital society 5.0 yang berfokus pada lima hal,yaitu : INTENTION - EXPLORE - CREATE – CONNECT - COLABORATION. Materi pelatihan HATI INDONESIA disesuaikan dengan realitas kehidupan profesional dan sosial saat ini. Sistem pembelajaran menggunakan tehnik “TRAINING & KONSULTANSI”, dengan komposisi : 60% EXPERIENTAL KNOWLEDGE ; 30% SOCIAL INTERACTION (COACHING) ; 10% WORK INTSRUCTION. Kemajuan teknologi saat ini dipengaruhi revolusi industri 4.0, untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di masa yang akan datang, pada akhirnya tercipta ide Society 5.0 atau SUPER SMART SOCIETY 5.0, dan pertama kali dicetuskan oleh Jepang bertumpu pada peran manusia (Human-Centered) berbasis teknologi (technology based).
SOLUTION
Perusahaan membutuhkan metode pelatihan serta model pembelajaran yang memiliki dampak langsung pada produktifitas, pertumbuhan kinerja. Peserta pun membutuhkan pendekatan-pendekatan baru dilingkungan profesional serta lingkungan sosial mereka. Di sisi lain perusahaan juga memperhitungkan populasi milenial, generasi Zilennial ...